Seorang gadis batal menikahi kekasihnya karena perbedaan agama. Dilarang oleh orang tuanya. Orang tua yang sama yang mengajarkan si gadis untuk tidak membeda-bedakan orang berdasarkan agamanya. Katanya, semua agama itu baik.
Waktu kecil, saya bertanya-tanya mengapa guru disebut pahlawan tanpa tanda jasa. Kata orang dewasa, “Sebab tanpa guru, kamu tidak bisa membaca dan menulis. Mereka yang membuat kamu pandai”.
Lalu saya bertanya lagi, kali ini dalam hati, “Tapi bukankah mereka digaji untuk itu. Kalau memang alasannya demikian, berarti saya bisa menyebut para kuli bangunan itu pahlawan tanpa tanda jasa juga. Sebab tanpa mereka, tidak ada bangunan seperti rumah tempat saya berlindung dan sekolah tempat saya menempa ilmu.”
Anak kecil: “Ma, beli buku ini ya..”
Ibu: “Ga boleh… Kan udah banyak buku kamu di rumah”
Dan si anak belajar membatasi membaca…
Anak kecil: *mewarnai buku gambar*
Ibu: “Kok daunnya warna merah? Daun warna hijau dong”
Dan si anak belajar membatasi kreativitasnya…
Hari ini “Hari Kartini”. Katanya, berkat Kartini, kaum perempuan Indonesia sederajat dengan kaum laki-laki.
Kok bisa? Iya, kan jasanya berupa membangun sekolah perempuan di Semarang. Selain itu, hmm… apa lagi ya? Saya tidak tahu jawabannya.
Menarik, dia bisa jadi gambaran emansipasi perempuan Indonesia. Setiap tahun perempuan Indonesia mengenakan kebaya memperingati Kartini. Apa kabar dengan perempuan di Aceh, di NTT, di Papua, di Sulawesi, dan sebagainya? Mereka harus mengenakan kebaya juga? Mengapa tidak ada hari Cut Nyak Dien, hari Christina Maria Tiahahu, hari Cut Nyak Meutia? Mereka juga contoh perempuan yang berani mendobrak batasan pada diri perempuan kala itu.
Dalam kerusuhan yang dilatarbelakangi penolakan penggusuran makam, tiga orang tewas…
… ternyata sepatu tersebut sangat cocok di kaki Cinderella. Sambil tersenyum bahagia, pangeran segera membawa Cinderella ke istana. Pikir sang pangeran “Ah sungguh beruntung mendapatkan Cinderella yang mandiri dan biasa melakukan pekerjaan rumah tangga. Akhirnya aku mendapatkan pembantu baru.”.
Kata seorang dosen Etika Filsafat Komunikasi, di saat kita blom menemukan jodoh kita, itu karena jodoh di tangan tuhan, jadi jodohnya masih digenggam Tuhan, blom dikasih ke kita. Kesimpulannya, selama ini orang yang blom menemukan jodohnya telah salah berdoa dengan mengucapkan:
“Tuhan, kuserahkan jodohku ke dalam tangan-Mu”
Karena yang benar itu:
“Tuhan, serahkanlah jodohku kepadaku,
jangan Kau genggam terus di tangan-Mu”
Terjadi penyempitan makna pada istilah “tolong”. Menurut KBBI, “tolong” memiliki arti bantu. Jadi “minta tolong” memiliki arti minta bantuan. Tapi sekarang “minta tolong” memiliki arti menyuruh dengan halus. Ada banyak dari kita yang akan sedikit kesal kalau minta tolong ke orang, tapi orang itu menolak. Padahal kalo merujuk pada arti “minta tolong” yang sebenarnya, berarti orang lain berhak untuk mau atau tidak mau memberikan bantuan kepada yang minta tolong.
“We won’t tell anyone.
If we do, we’ll tell them not to tell anyone.”
taken from “Horton Hears A Who” movie
Beberapa kali saya menemani teman membeli kado untuk pacar atau orang yang disuka. Kali ini, teman saya memilih kado yang harganya hampir Rp 1 juta untuk orang yang dia suka. Wajar… kebanyakan orang akan rela memberikan kado mahal untuk orang yang disuka. Lain halnya untuk teman, yang murahan saja sudah cukup, yang penting kasih kado.
Saya Suka Suka-Suka Saya 